By | April 8, 2022

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melangsungkan kegiatan Safari Ramadhan. Pada Selasa (5/4/2022), kegiatan ini menyasar para pegawai yang berada di sederet unit bisnis milik UMM, seperti Hotel Rayz, Sengkaling, Kapal Garden, dan lainnya.

Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMM, Khozin dalam kegiatan Safari Ramadhan mengungkapkan, terdapat beberapa perbuatan yang menjadikan seseorang dicintai oleh Allah SWT sekaligus sesama manusia. Satu di antaranya yakni membiasakan sikap zuhud.

Pemaknaan dan penafsiran zuhud terus mengalami perkembangan seiring zaman.  Semula zuhud ditafsirkan dengan sikap membenci dunia dan beralih ke aspek akhirat kemudian memutuskan hanya untuk memilih Tuhan.

“Namun sekarang zuhud dipahami sebagai sikap yang memandang  dunia secara proporsional dan wajar,” katanya. Pada kesempatan tersebut, Khozin juga mengungkapkan, Muhammadiyah bisa dilihat dari berbagai sisi.

Muhammadiyah bisa dilihat sebagai suatu ideologi atau nilai, gerakan, paham keagamaan, bahkan juga bisa dilihat sebagai organisasi. Jika dilihat sebagai suatu gerakan, Muhammadiyah telah mengembangkan banyak hal di beragam aspek seperti kesehatan, pendidikan, sosial serta ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut, ribuan amal usaha tujuannya bukan hanya untuk upaya ekonomi. Namun juga usaha untuk menebar kebajikan kepada sesama. Selain itu juga sebagai upaya untuk memberdayakan umat demi menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

“Maka dari itu, di Ramadan kali ini, marilah kita senantiasa melakukan kebajikan dan tak lupa menebar kebaikan kepada sesama,” ungkapnya.

Rektor UMM Fauzan mengatakan, Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk bermuhasabah diri. Dengan begitu, manusia bisa berusaha untuk berperilaku baik serta memiliki keberterimaan akan tugas yang diemban.

Ramadhan juga bisa menjadi momen untuk meningkatkan layanan diiringi dengan kebaikan seperti keramahan dan kesopanan kepada para klien di tiap-tiap unit usaha milik Kampus Putih.

Menurut Fauzan, menahan lapar dan haus hanya sebuah ritual. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengevaluasi diri. Kemudian menghilangkan apa yang tidak baik sekaligus meningkatkan aspek-aspek yang sudah baik.

“Untuk bisa menjalankan cara berpikir seperti itu, maka perlu adanya intropeksi dan muhasabah yang berkelanjutan,” katanya.

Ia juga mendorong para pegawai yang ada di unit bisnis milik UMM untuk menjadi seorang yang membawa angin segar. Lalu berusaha menyelesaikan masalah yang muncul di masyarakat. Dalam hal ini bukan malah menjadi sumber masalah yang menyengsarakan umat.

Hal serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMM, Wakidi. Menurutnya, pegawai yang ada di unit usaha Kampus Putih adalah ujung tombak dalam menyebarkan kebaikan dan dakwah.

Adapun dakwah tidak melulu dengan ceramah, tapi juga menampakkan perilaku yang lebih santun, ramah, akrab, serta baik kepada siapapun. Dengan cara tersebut, harapannya semakin banyak masyarakat yang tersentuh hatinya.

“Tidak hanya karena ceramah di masjid-masjid tapi juga dakwah teladan dilakukan. Maka, saya mengajak untuk berdakwah melalui bidang yang sedang bapak ibu geluti,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *