Laba bersih Wahana Interfood tumbuh 211,62 persen dibandingkan tahun 2020
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Emiten industri fast moving consumer goods (FMCG), PT Wahana Interfood Nusantara Tbk mencatat laba bersih tumbuh 211,62 persen dari Rp 2,73 miliar menjadi Rp 8,53 miliar pada 2021. Adapun realisasi ini sejalan pendapatan perusahaan sebesar Rp 268 miliar dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 224 miliar.
Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara Gendra Fachrurozi mengatakan perusahaan berupaya mempertahankan pertumbuhan bisnis yang baik ke depannya, termasuk pada tahun ini memanfaatkan penjualan selama Ramadan sembari menyelesaikan pembangunan pabrik baru dan melakukan penetrasi pasar.
“Kami melihat dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, kinerja perusahaan ikut menjadi membaik. Bulan Ramadhan tahun ini, kira-kira akan menyumbang 25 persen dari pendapatan perusahaan tahun ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/4/2022).
Penjualan bersih tumbuh 31,21 persen dari Rp 171,04 miliar menjadi Rp 224,43 miliar, didominasi oleh penjualan compound chocolate sebesar Rp 148,06 miliar disusul produk real chocolate sebesar Rp 60,16 miliar dan cocoa powder sebesar Rp 16,2 miliar.
“Produsen coklat SCHOKO mampu menjalankan strategi bisnisnya dengan baik dan mencatatkan pertumbuhan penjualan serta laba bersih,” ucapnya.
Dari sisi total aset, perusahaan juga mencatatkan peningkatan 40,54 persen dari Rp 263,75 miliar menjadi Rp 370,68 miliar. Adapun jumlah tersebut dikontribusikan dari peningkatan aset lancar sebesar 69,06 persen dari Rp 161,99 miliar menjadi Rp 273,85 miliar, sedangkan aset tidak lancar mengalami penurunan 4,85 persen dari Rp 101,77 miliar menjadi Rp 96,84 miliar.
Menurutnya perusahaan juga melakukan penetrasi pasar domestik dan ekspor untuk mempertahankan kinerja pada tahun ini. Harapannya penanganan pandemi baik domestik dan global terus membaik, sehingga berimbas positif bagi perusahaan.
Sebagai produsen cokelat bercitarasa khas Indonesia, produk Schoko tidak hanya digemari di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Apalagi perusahaan baru saja mendapatkan pinjaman modal dari PT Bank Central Asia Tbk digunakan modal kerja, pembangunan pabrik dan pembelian mesin produksi dengan total pinjaman sebesar Rp 73,1 miliar.
“Harapannya dengan suntikan dana segar yang didapatkan pada 4 Maret 2022 lalu itu perusahaan bisa memacu kinerja bisnisnya lebih baik lagi ke depan,” ucapnya.