Operasi militer Rusia di Ukraina bisa berakhir dalam waktu yang dapat diperkirakan
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pada Jumat (8/4/2022), mengatakan, operasi militer Rusia di Ukraina bisa berakhir dalam waktu yang dapat diperkirakan. Dia menyebut, tujuan-tujuan dari operasi tersebut telah tercapai.
Menurut Peskov, saat ini militer dan tim perunding Rusia sedang bekerja. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan, negosiasi antara Moskow dan Kiev tidak berjalan mulus. Namun Lavrov menekankan, Rusia akan berusaha mencapai semua tujuan.
“Saya telah memberi pengarahan kepada teman dan kolega saya tentang bagaimana negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina berjalan. Mereka tidak berjalan lancar, tapi kami akan berusaha memastikan semua tujuan negosiasi tercapai,” kata Lavrov pada Jumat, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Pada Rabu (6/4/2022) lalu, Dmitry Peskov telah mengatakan, negosiasi antara negaranya dan Ukraina masih terus berlanjut. Namun dia mengakui, proses pembicaraan masih menghadapi kesulitan dari yang diharapkan. “Proses kerja terus berlanjut, tetapi jauh lebih sulit daripada yang diinginkan. Tentu saja, kami ingin melihat kemajuan yang lebih besar di pihak Ukraina. Masih ada jalan panjang di depan,” ucapnya.
Saat ini Rusia tengah menghadapi gelombang kecaman baru. Pasukan mereka dituduh menargetkan dan membantai warga sipil di kota-kota sekitar Kiev, terutama Bucha. Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan mayat-mayat warga sipil bergelimpangan di jalanan kota Bucha.
Sergey Lavrov mengatakan, rekaman video yang menunjukkan mayat warga sipil bergeletakan di kota Bucha pasca pasukan Rusia mundur dari daerah itu merupakan “serangan berita palsu”. Menurut Lavrov “pementasan” tersebut bertujuan meningkatkan sentimen anti-Rusia. Rusia memang telah membantah kabar bahwa pasukannya membunuh warga sipil di Bucha dan kota lain di Ukraina.
sumber : Reuters