By | April 12, 2022

Berdirinya Bank Muamalat bermula dari lokakarya MUI pada 1990.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Amirsyah Tambunan mengisahkan awal berdirinya Bank Muamalat. Dia mengatakan itu berawal dari lokakarya MUI dengan topik ‘Masalah Bunga Bank dan Perbankan’ yang digelar di Cisarua Bogor pada 18-20 Agustus 1990.


“Hasil lokakarya dijadikan agenda utama di Munas III untuk penguatan ekonomi umat dan bangsa oleh Ketua Umum MUI Hasan Basri, kemudian diajukan dalam Munas MUI Agustus 1991, lalu disepakati secara bulat agar MUI mengambil prakarsa mendirikan bank tanpa bunga,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (12/4/2022).


Hal itu disampaikan Buya Amirsyah saat memberi sambutan dalam agenda buka puasa bersama Bank Muamalat, BPKH dan MUI di gedung Bank Muamalat, Jakarta, Senin (11/4/2022). Dia melanjutkan, prakarsa pendirian bank tanpa bunga langsung mendapat sambutan dan dukungan peserta Munas.


“Lalu dibentuk kelompok kerja yang diketuai oleh HS Prodjokusumo selaku Sekjen MUI waktu itu. Selanjutnya dilakukan langkah-langkah oleh Tim melalui BJ Habibie sampai akhirnya Presiden Soeharto menyetujui didirikannya Bank Muamalat Indonesia (BMI),” jelasnya.


Buya Amirsyah juga mengisahkan dirinya yang menjadi nasabah Bank Muamalat selama 13 tahun. Dia menaruh perhatian kepada Bank Muamalat yang telah melewati berbagai ujian yang sangat berat, hingga akhirnya selamat dari terpaan badai dengan dukungan masyarakat dan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM).


“Terutama dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sehingga saat ini dan ke depan BMI dapat berdiri tegar,” kata dia.


Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menyatakan dengan dukungan MUI, Bank Muamalat hingga kini dapat berkontribusi dalam mendukung pengembangan keuangan syariah di Indonesia. Karena itu, BMI memberikan penghargaan atas dukungan penuh MUI.


BJ Habibie sebagai tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) memberikan dukungan penuh baik secara material maupun moral. Sehingga berdirinya Bank Muamalat menjadi bukti nyata untuk mewujudkan bank syariah pertama yang mampu menjaga amanah umat dan bangsa.


Ketua BPKH Anggito Abimanyu juga menyampaikan, saat ini BPKH sebagai pemegang saham mayoritas telah bertekad menjadikan Bank Muamalat sebagai bank milik umat untuk memajukan perekonomian umat. BPKH terus bertekad mendukung program MUI untuk memajukan perekonomian nasional.


Dalam agenda tersebut, turut hadir memberikan tausiyah dan doa, yaitu Waketum MUI KH Marsudi Syuhud dan KH Cholil Nafis serta sejumlah jajaran pengurus MUI. Antara lain, Lukmanul Hakim, Jeje Zainuddin, Erni Juliana, dan Trisna Irsyad Djuwaeli. Juga Jajaran BPKH di antaranya Rahmad Hidayat, Suhaji Lestiadi, Beny Wijaksono, dan jajaran direksi Bank Muamalat.


 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *