Terdapat komponen struktur dan kultur dalam peringatan dini bencana.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus mengembangkan sistem peringatan dini berbasis masyarakat, guna meningkatkan efektivitasnya dan penguatan respons masyarakat. Direktur Peringatan Dini BNPB Afril Rosya mengatakan, dalam peringatan dini bencana, terdapat dua komponen, yakni komponen struktur, dan komponen kultur.
Kemudian BNPB mengacu pada hasil Early Warning Conference, tentang peringatan dini di Bonn, Jerman tahun 2006, dan diluncurkan People Center Eaarly Warning System, adalah peringatan dini yang berbasis masyarakat. “Nah di sinilah mungkin BNPB lebih fokus yang mengembangkan sistem peringatan dirinya,” kata Afril dalam diskusi “Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB): Efektifitas Peringatan Dini dalam Penguatan Respon Masyarakat,” diikuti secara daring di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Afril mengatakan, ada empat sub komponen dalam sistem peringatan dini. Pertama adalah pengetahuan masyarakat, lebih kepada bagaimana peningkatan risiko pengetahuan di level masyarakat. Komponen kedua adalah pemantauan dan analisis.
Ketiga adalah bagaimana penguatan diseminasi peringatan kepada masyarakat, tentang bagaimana komunikasi dari hasil pantauan dan analisis kepada masyarakat. Keempat adalah penguatan respons.
Menurut Afril, empat komponen tersebut yang jadi sistem peringatan dini berbasis masyarakat. Selain itu untuk komponen pemantauan dan analisis dilakukan oleh kementerian atau lembaga terkait.
Dalam ini, BNPB tidak melakukan pemantauan dan analisis. Menurut Afril, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi lembaga yang diberi kewenangan lebih untuk melakukan pemantauan tentang gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem dan sebagainya.
“Jadi kita memang di sini berbagi peran BNPB lebih kepada aspek kultur, aspek lebih menguatkan masyarakat,” kata dia.
Sementara pada penguatan respons masyarakat, Afril mengatakan, BNPB telah melakukan berbagai kegiatan untuk masyarakat dapat meningkatkan kemampuan responnya seperti melaksanakan latihan, kemudian juga simulasi. “Jadi setiap kami memberikan stimulan peringatan dini bencana di masyarakat atau daerah, kita melakukan gladi. Sehingga masyarakat paham dan mengerti untuk apa stimulan, alat penyelamatan itu diberikan, kemudian bagaimana harus merespon dari peringatan ini tersebut,” kata dia.
sumber : Antara