By | April 13, 2022
Keterangan: KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
Keterangan: KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

Sumber: Republika

NYANTRI–Suatu hari, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meminta kepada Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud saat menjadi raja Arab Saudi agar tak mempercayai bahasa Arab dari jamaah haji Indonesia. Gus Dur menjelaskan karena bahasa Arab yang digunakan jamaah haji Indonesia menggunakan bahasa Arab yang terdapat di kitab klasik atau kuno dan itu berbeda dengan bahasa Arab modern yang dipakai di Arab Saudi.

“Oh Ya, contohnya apa?,” tanya Fahd dengan serius.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gus Dur kemudian menceritakan bahwa ada seorang kiai dari Indonesia bersama pembantunya pergi haji. Setelah menaruh barang-barangnya mereka keluar asrama. Di samping asrama jalan satu arah. Karena posisi kiai dan pembantunya masuk dari arah depan, mereka membaca plang bertuliskan “No Entry (tidak boleh masuk)” sedang bahasa Arabnya ditulis “Mamnu’u Dhkhul”. Itu artinya tidak boleh masuk dari depan,

Lalau Kiai tersebut menggerutu kepada pembantunya setelah membaca “mamnu’ Dukhul”.

“Orang sini!,” kata Kiai itu kepada pembantunya sambil menggerutu.

Kiai tersebut menggerutu karena “Dhukhul” dalam kitab kuno bermakna hubungan seksual antara suami dan istri. Oleh sebab itu, kiai itu heran di tempat itu ada bacaan dilarang “Dhukhul”.

“Orang sini keterlaluan,” ujar Kiai itu.

“Kenapa?,” tanya pembantu Kiai itu dengan wajah heran

“Masak ‘begitu’ (hubungan badan) kok di jalan,” kata kiai itu.

Mendengar cerita itu, kata Gus Dur, Raja Fahd tertawa terpingkal-pingkal.

Setelah kembali ke Jakarta, satu minggu kemudian Gus Dur mengaku mendapatkan surat dari seorang warga negara Arab Saudi yang bertuliskan: “Terimakasih Anda telah membuka mulutnya raja kami,” karena semenjak jadi raja Fahd tidak pernah membuka mulut.

Sumber: Youtube Maarif NU Jateng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *