By | April 10, 2022

REPUBLIKA.CO.ID, WINNIPEG — Komunitas Muslim Winnipeg, Manitoba, Kanada berkumpul dan menggalang donasi bagi orang-orang yang menderita akibat perang di Yaman. Seperti dilansir Iqna.ir pada Senin (11/4/2022) komunitas Muslim Winnipeg akhir pekan lalu berkumpul di Masjid Agung Winnipeg yang berada di Jalan Waverley. Mereka menggelar buka puasa bersama dan melakukan penggalangan dana.


“Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan diri sebagai Muslim dari makan dan minum, tetapi amal dan murah hati dalam mendukung orang lain baik lokal maupun luar negeri,” kata CEO Islamic Relief Canada, Usama Khan yang menyelenggarakan acara tersebut.


“Kami di sini untuk berbuka puasa dengan teman-teman kami dari Winnipeg, dan semoga meningkatkan kesadaran masyarakat Yaman, yang merupakan krisis yang terlupakan. Sejak tujuh tahun, sebagian besar negara mereka hancur, infrastruktur hancur semuanya,” kata Mohamad Jumaily, pemimpin tim Winnipeg untuk Islamic Relief Canada. 


Jumaily mengatakan bahwa sepanjang bulan Ramadhan, Islamic Relief Canada memilih berbagai alasan untuk mengumpulkan uang. Bulan lalu organisasi tersebut mengadakan acara untuk bantuan di Ukraina, dan minggu ini mereka mengumpulkan donasi untuk Yaman.  


“Ada begitu banyak orang di seluruh dunia yang berpuasa bukan karena pilihan, tetapi karena mereka tidak tahu dari mana makanan mereka berikutnya akan datang,” kata Khan, 


Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya, yang didukung oleh Amerika Serikat dan kekuatan Eropa, melancarkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa kembali pemerintahan mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan dan menghancurkan rakyat. Gerakan perlawanan Ansarullah.


Koalisi yang dipimpin Saudi telah mencegah pengiriman bahan bakar mencapai Yaman, sambil menjarah sumber daya negara miskin itu. Perang Saudi juga telah memakan banyak korban pada infrastruktur negara, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik. PBB menyebut situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *