REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Nuzulul Quran adalah peristiwa turunya Alquran dari Baitul Izzah di langit dunia yang dibawa malaikat Jibril Alaihissalam untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW pada 17 Ramadhan. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang di gua Hira dan mendapat surah pertama dari malaikat Jibril, yakni Surah Al-‘Alaq 1-5.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi, menjelaskan, berbicara Nuzulul Quran ada beberapa tahap. Pertama, turunnya Alquran dari Allah SWT ke Lauhul Mahfudz. Selanjutnya dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah.
“Dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah inilah yang turun pada malam Lailatul Qadar,” kata Kiai Zubaidi kepada Republika, Kamis (7/4/2022).
Ia menjelaskan, Alquran turun secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian dari langit dunia turun ke Nabi Muhammad SAW secara bertahap, turunnya Alquran kepada Rasulullah SAW dibawa oleh malaikat Jibril.
“Itulah yang kemudian diperingati sebagai Nuzulul Quran atau pristiwa pertama kali turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Menurut Kiai Zubaidi, Nuzulul Quran penting untuk diperingati supaya umat Islam paham betul bagaimana proses turunnya Alquran. Juga supaya umat Islam senantiasa mempedomani Alquran.
Ia menegaskan, Alquran betul-betul sebagai kitab petunjuk, kalau saja umat manusia tidak diberi pedoman Alquran, maka tentu kehidupan manusia seperti zaman jahiliyah. Sebagaimana diketahui, di zaman jahiliyah, orang-orang tidak tahu bagaimana beragama yang baik, tidak tahu akidah yang baik, mereka juga tidak tahu bagaimana berhubungan dengan manusia secara baik yang ditopang dengan hukum-hukum yang benar dan memberikan penghormatan kepada nilai-nilai kemanusiaan.
“Jika tidak ada Alquran, manusia akan terus saling membunuh, saling bertengkar satu sama lain,” ujarnya.
Ketua Komisi Dakwah MUI ini menegaskan, Alquran merupakan kitab petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Alquran merupakan petunjuk menuju jalan kebenaran, dengan kitab suci Alquran inilah maka umat Islam tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkannya. Maka orang yang beriman bisa melaksanakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan dan segala sesuatu yang harus ditinggalkan
“Karena itu peristiwa Nuzulul Quran merupakan sebuah revolusi dunia dengan tatanan baru, dunia yang dulunya memiliki aturan masyarakat jahiliyah dengan datangnya Alquran dunia diubah menjadi tatanan baru yang semuanya merujuk kepada memberikan kemaslahatan kepada umat manusia dan mengangkat harkat martabat umat manusia,” kata Kiai Zubaidi.
Menurutnya, kedatangan Alquran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW juga mengangkat harkat martabat kaum perempuan. Perempuan di masa jahiliyah dihinakan dan tidak punya hak apapun. Tapi setelah datangnya Islam, perempuan punya hak yang setara dengan yang dimiliki oleh kaum laki-laki, hanya ada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan.
Maka mensykuri nikmat Nuzulul Quran sangat penting, supaya selalu dekat dengan Alquran, cinta kepada Alquran dan mau membaca serta mempelajarinya. Juga agar menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari umat Islam, agar selamat dunia dan akhirat.
“Bagaimana pun Alquran merupakan petunjuk bagi kehidupan manusia, tanpa petunjuk (Alquran) ini kehidupan manusia akan sesat dan salah jalan,” jelasnya Kiai Zubaidi.