REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO — Semakin banyak dekorasi Ramadhan tersedia dalam beberapa tahun terakhir, tetapi lentera Ramadhan tradisional tetap menarik perhatian. Beberapa meter dari masjid-mausoleum Sayeda Zeinab di Kairo, Mesir, nenek dari lima cucu Amina sibuk menawar harga lentera Ramadhan yang dia pilih untuk cucunya Ramadhan tahun ini.
“Saya terkejut, harganya jauh lebih mahal daripada tahun lalu, dan itu hanya lentera Ramadhan untuk membuat anak-anak senang,” katanya, dilansir di Ahram.
Sejak dia memiliki cucu pertama pada 2010, Amina sangat berhati-hati dengan hadiah tahunan ini. Namun, dengan setiap cucu baru, dia membeli lentera baru lagi.
“Mengejutkan bagaimana harganya meningkat semakin tahun,” katanya.
Harga lentera berukuran sedang telah melonjak dari sekitar LE 20 atau sekitar Rp 15.700 untuk lentera kualitas bagus hingga lebih dari LE 70 atau sekitar Rp 55 ribu untuk lentera kualitas sedang. Namun, Aminah tidak mau berkompromi dengan hadiah tahunan tersebut. Baginya, lentera adalah tradisi yang menyenangkan dikaitkan dengan bulan paling menyenangkan.
Ada banyak kisah tentang bagaimana tradisi ini dimulai di Mesir sekitar abad ke-10. Beberapa berasal pada seorang raja dari salah satu periode Arab-Muslim, sementara yang lain berasal pada norma-norma sosial. Satu hal yang sama adalah bahwa lentera selalu menjadi barang dekoratif klasik di bulan Ramadhan.
“Awalnya, lentera merupakan semacam mainan anak-anak untuk dibawa mereka kemana-mana bermain. Sekarang, bahkan ketika Anda memberikan lentera kepada anak-anak, mereka tidak membawanya. Mereka menyimpannya di meja atau meja sebagai gantinya,” kata Amer, penjual lentera Ramadhan di Masjid Sayeda Zeinab.