Sumber Foto: Republika
NYANTRI–Tokoh Muslim Indonesia Emha Ainun Najib atau Cak Nun bercerita mengenai kejadian lucu saat ia dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akan menghadiri acara pengajian di Jember. Cak Nun mengatakan kepolisian Jember melarang kedatangan Gus Dur dan dirinya.
Kendati demikian acara tetap berlangsung meskipun pihak kepolisian melarang dua tokoh tersebut hadir. Alasan acara tersebut tetap berlangsung dengan kehadiran Cak Nun dan Gus Dur karena persoalan sepele.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
“Tetapi acara tetap berlangsug karena spanduknya bunyinya “Selamat Datang KH. Abdurrahman Wahid. Yang dilarang kan Gus Dur,” kata Cak Nun disambut tawa hadirin pada acara Belajar Kepada Manusia Gus Dur 9 Januari 2016 di Kotagede Yogyakarta, dikutip dari youtube, Aswaja Tube.
“Jadi kalau Kiai Haji Abdurrahman Wahid gak apa-apa datang. Apalagi dengan saya, saya kan santai dengan semuanya,” sambung Cak Nun.
Polisi yang berjaga di acara tersebut baru sadar bahwa nama spanduk yang bertuliskan KH Abdurrahman Wahid adalah Gus Dur. Sehingga kepolisian akhirnya tetap membubarkan ceramah Gus Dur. Setelah acara tersebut, Cak Nun dan Gus Dur pulang ke Surabaya.
Ketika keluar Kota Jember, beberapa mobil polisi terlihat mengejar kendaraan yang ditumpangi Cak Nun dan Gus Dur. Melihat ada mobil polisi mengejar, sopir Cak Nun dan Gus Dur menginjak gasnya mobilnya dengan kencang. Lama kelamaan, Cak Nun merasa jengkel dengan perlakuan mobil tersebut dan akhirnya meminta izin kepada Gus Dur untuk berhenti untuk menemui polisi-polisi tersebut.
“Akhirnya kita berhenti, kita turun, aku mengkerik, lapo kon iki (kira-kira mau apa kamu ini?),” tanya Cak Nun kepada polisi.
Sesaat kemudian polisi berduyun datang menghampiri Cak Nun dan Gus Dur. Dan ternyata polisi-polisi mengejar mereka hanya untuk bersalaman.