MADRID NEWS – Real Madrid akan menjamu Chelsea dengan bermodalkan keunggulan agregat 1-3 dari hasil kemenangan leg pertama babak perempat final Liga Champions di London, Inggris, pada pekan lalu. Madrid kini akan menyambut Chelsea di leg kedua di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, pada Rabu (13/4/2022) dini hari WIB.
Di atas kertas, keunggulan agregat 1-3 akan memudahkan Real Madrid dalam menghadapi Chelsea di laga leg kedua. Apalagi, Los Merengues akan bermain di markasnya di depan para pendukung setianya.
Namun, fakta menunjukkan lain. Meski sudah memenangkan leg pertama di kandang lawan, Real Madrid tetap saja kesulitan ketika menjamu tim lawan di leg kedua. Bahkan, Real Madrid pun pernah tersingkir setelah memenangkan leg pertama di kandang tim lawan.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Dua kali kalah
Sepanjang sejarah Liga Champions, Real Madrid mengalami masa-masa sulit leg kedua setelah memenangkan leg pertama sebagai tim tamu. ‘’Dalam memori Si Putih –julukan Real Madrid, malam sedih melawan Ajax masih belum bisa dilupakan,’’ sebut laporan Mundo Deportivos.
Pada Liga Champions 2018-19, Madrid memenangkan leg pertama babak 16 besar di Amsterdam dengan skor 1-2 atas Ajax. Semuanya menguntungkan mereka ketika menjamu Ajax di leg kedua. Tetapi tim muda Ajax mampu memberikan kejutan besar dan secara tidak terduga memenangkan pertandingan dengan skor 1-4.
Itu adalah pertama kalinya Real Madrid tersingkir setelah memenangkan leg pertama di markas tim lawan. Los Merengues sebelumnya pernah mengalami ketesingkiran serupa ketika menghadapi Odense di babak 16 besar Piala UEFA 1994/1995. Usai menang 2-3 di leg pertama di markas Odense, Real Madrid akhirnya tersingkir setelah menelan kekalahan 0-2 dari tamu Denmark-nya di laga leg kedua.
Nyaris Kalah
Pada Liga Champions 2018, Real Madrid mengalahkan Juventus 3-0 di Turin di leg pertama babak perempat final. Menjamu Juventus di leg kedua, Real Madrid sempat ketar-ketir setelah tim tamu mampu menyamakan agregat 3-3.
Beruntung, Real Madrid mendapat hadiah penalti kontroversial di menit injurytime. Cristiano Ronaldo mampu mengeksekusinya guna membawa Real Madrid lolos dengan agregat 4-3.
Bayern Muenchen pun pernah memberikan ketakutan serupa ketika bertemu di perempat final Liga Champions 2017. Setelah kalah 1-2 dari menjamu Real Madrid di leg pertama, Bayern Muenchen mampu memaksakan perpanjangan waktu setelah memenangkan leg kedua 2-1 dalam waktu normal.
Agregat 3-3 memaksa Real Madrid dan Bayern Muenchen menjalan babak tambahan waktu. Beruntung, Real Madrid berhasil menambah tiga gol guna mengunci leg kedua dengan kemenangan 4-2.
Kejar-Kejaran Skor
Tim Jerman lainnya, Schalke, juga sempat membuat gusar Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions 2014-2015. Usai menang 0-2 di leg pertama di Gelsenkirchen, Real Madrid dibuat ketar-ketar di leg kedua lewat kejar-kejaran skor.
‘’Schalke memimpin 1-0, lalu Real Madrid menyamakan kedudukan 1-1. Schalke kembali unggul 2-1, lalu Real Madrid kembali mampu menyamakan kedudukan 2-2,’’ sebut Mundo Deportivo.
Schalke 04 memang akhirnya mampu memenangkan leg kedua di kandang Real Madrid dengan skor 4-3. Namun, skor tersebut belum cukup untuk menyingkirkan Real Madrid di babak 16 besar.
Agregat Historis
Dalam hitungan agregat historis, Real Madrid telah memenangkan 34 dari 36 pertandingan di mana mereka meraih kemenangan tandang leg pertama di kompetisi UEFA. Ini adalah ketiga kalinya mereka memenangkan leg pertama dengan skor 1-3.
Sebelumnya Real Madrid pernah memenangkan leg pertama dengan skor 3-1 saat bertemu Dinamo Bucharest di putaran pertama Piala Eropa 1963-1964. Madrid kemudian memenangkan leg kedua dengan skor 5-3.
Lalu, kemenangan 3-1 di leg pertama juga terjadi ketika Real Madrid bertemu Utrecht pada putaran kedua Piala UEFA 1991/1992. Di leg kedua, Los Merengues berhasil memetik kemenangan tipis 1-0.