Saat IPO, pesanan saham GoTo sempat mengalami kelebihan permintaan hingga 15,7 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT GoTo GoJek Tokopedia Tbk resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/4/2022). Pada perdagangan perdananya, saham dengan sandi GOTO ini langsung melesat 20 persen hingga menyentuh level Rp 416 per lembar.
Sebelumnya, dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), GOTO melepas 40,62 miliar saham dengan harga yang dipatok sebesar Rp 338 per lembar saham. Saat IPO, pesanan saham GoTo sempat mengalami kelebihan permintaan hingga 15,7 kali.
GOTO menjadi perusahaan tercatat saham ke-15 pada tahun ini. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan pencatatan saham GOTO menjadi milestone penting baik bagi perusahaan maupun perjalanan industri pasar modal Indonesia.
Melalui proses go public, GOTO menjadi perusahaan karya anak bangsa dengan ekosistem digital terbesar di Indonesia. Dari IPO, GOTO mampu menghimpun proceed sebesar Rp 13,7 triliun dan memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp 400 triliun.
“Hal tersebut menjadikan GOTO sebagai perusahaan teknologi dengan tingkat valuasi decacorn dan merupakan decacorn pertama yang berhasil tercatat di bursa Asia,” kata Nyoman pada seremoni pencatatan perdana saham GOTO, Senin (11/4/2022).
GOTO merupakan perusahaan rintisan digital pertama yang tercatat di Papan Utama BEI. GOTO juga menjadi perusahaan tercatat pertama yang menerapkan struktur permodalan dengan hak suara multiple (MVS).
Menurut Nyoman, struktur ini memberikan power lebih besar kepada para founder dibandingkan voting power yang dimiliki oleh pemegang saham biasa, sehingga kebijakan strategis perusahaan sesuai dengan misi dan visi pendiri. “Hal ini kita harapkan menjadi pembuka bagi perusahaan start up lainnya untuk dapat IPO dan mencatatkan efeknya di BEI,” kata Nyoman.
Bursa berharap GOTO segera merealisasikan rencana strategis, senantiasa berinovasi serta menjaga transparansi dan akuntabilitas kepada publik. Keberhasilan tahapan IPO ini diharapkan bisa diiringi dengan tercapainya keberhasilan perusahaan untuk menjaga kinerja setelah IPO yang akan ditunjukkan dari kinerja fundamental maupun kinerha pasar pada masa mendatang.