Hasbi telah dilatih ayahnya untuk bermain tenis meja sejak berusia 6 tahun
REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK — Usianya belum genap sembilan tahun. Tubuhnya pun gempal, dengan berat badan 45 kg dan tinggi badan sekitar 140 cm. Meski masih tergolong anak kecil namun kemampuannya dalam memainkan bola pingpong tak boleh dianggap sepele.
Anak kecil itu bernama Hasbi Aulia. Ia masih duduk di kelas tiga Sekolah Dasar (SD). Ia adalah salah satu talenta tenis meja asal Bintaro, Jakarta. Di pentas DKI Jakarta, namanya sudah lekat dengan deretan prestasi. Ia juga memiliki teknik dasar seperti pukulan backhand maupun forehand serta serve yang sudah cukup mumpuni layaknya atlet profesional.
“Harusnya dua tahun lalu mewakili Indonesia untuk turnamen terbuka Asia Tenggara. Itu turnamen pra pemula antarklub untuk anak anak di bawah 10 tahun. Tapi karena pandemi Covid-19, rencana itu gagal terwujud,” cerita Rangga Aulia, ayah sekaligus pelatih Hasbi.
Rangga bercerita telah mengasah kemampuan Hasbi untuk bermain pinpong ini sejak sang buah hati berusia 6 tahun. “Capek tapi senang,” celetuk Hasbi saat ditanya kegiatan latihannya bermain pingpong ketika ditemui Republika.co.id di PTM Pelita Depok, Sabtu (10/4) malam.
Rangga mengatakan dalam berlatih pingpong tidak hanya Hasbi saja. Ia memiliki delapan anak didik yang masih kecil dan remaja. “Paling besar usianya 17 tahun,” ujarnya.
Biasanya porsi latihan yang diberikan oleh Rangga kepada Hasbi cs diberikan tiga kali seminggu. Selama Ramadhan, ia memberikan sesi latihannya selepas berbuka puasa. Dalam satu kali porsi latihan, waktu yang dibutuhkan sekitar 2-3 jam. “Mulai dari latihan fisik hingga skill dan teknik permainan selalu diberikan setiap latihan,” ujarnya menjelaskan porsi setiap latihan.
Rangga pun berharap talenta yang dimiliki putranya ini bisa terus berkembang. Namun ia pun sadar terjadinya dualisme induk organisasi tenis meja Indonesia telah menjadi batu sandungan.
“Harapan kami sebagai pelatih dan pemain tentunya para atlet Indonesia bisa tampil di turnamen nasional maupun internasional. Karena turnamen itu menjadi ujian akhir dari semua latihan yang telah dilakukan para atlet,” kata Rangga yang pernah menjadi atlet DKI Jakarta dan sekarang sudah mengantungi sertifikat kepelatihan dari ITTF.
Sementara Hasbi yang masih gemar bermain game PES masih belum bermimpi besar untuk menjadi atlet tenis meja dunia. Bagi dia, hal paling utama adalah menjalani latihan secara serius.
“Saya sih senang saja. Kalau bisa jadi atlet, ya bagus sih,” ucap bocah kecil berkulit kuning langsat ini sambil melepaskan senyumannya.