Meski subvarian baru belum terdeteksi, pemerintah telah menyusun langkah mitigasi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi memastikan subvarian Covid-19 baru XE, XD dan XF hingga kini belum terdeteksi di Indonesia. Varian XE merupakan gabungan genetik dari subvarian BA.1 dan BA.2 yang kali pertama terdeteksi dari spesimen pada Januari lalu di Inggris.
“Dari hasil pemeriksaan kami, global itu sudah menemukan subvarian baru XE, XD, dan XF. Tapi semuanya belum ditemukan di Indonesia,” kata Nadia dalam konferensi pers secara daring, Selasa (12/4/2022).
Nadia mengungkapkan hingga kini sudah ada 763 kasus XE terdeteksi di Inggris. Karakteristik yang dimiliki varian X ini adalah lebih cepat menular dibandingkan BA.2. Namun belum cukup bukti-bukti epidemiologis untuk memperlihatkan perubahannya di dalam masyarakat.
Lebih lanjut Nadia mengatakan subvarian XD adalah gabungan dari Delta AY.4 dan Omicron BA.1. Sementara XF ditemukan di Inggris tetapi dengan jumlah kasus yang masih sangat sedikit.
Meskipun belum terdeteksi, pemerintah telah menyusun langkah mitigasi mudik Lebaran 2022. Mitigasi dilakukan guna mengantisipasi kemunculan varian baru Covid-19 di Tanah Air. Perlu diketahui, varian XE, XD dan XF merupakan jenis yang sama dengan Omicron.
“Walaupun dikatakan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron serta data yang ada sampai saat ini belum memadai, tetapi sebagai bagian untuk mitigasi mudik varian ini jadi perhatian kita bersama,” katanya.
Nadia menambahkan, varian Omicron telah mendominasi di Indonesia berdasarkan hasil pemeriksaan 9.385 genom sekuensing sejak Januari 2022. Jumlah pemeriksaan genom sekuensing itu disebut Nadia meningkat lima kali lipat dibandingkan pekan ke-13 tahun 2021.
“Kita juga melihat secara nasional varian Omicron mendominasi, berdasarkan peningkatan proporsi dari subvarian BA.2. Sementara varian Delta sudah semakin turun distribusinya di Indonesia,” jelasnya.
Nadia berharap target pemeriksaan genome sekuensing akan terus ditingkatkan meskipun kasus konfirmasi positif terus terjadi penurunan. Karena, dengan mempertahankan jumlah spesimen pemeriksaan genome sekuensing dapat mendeteksi perkembangan dari varian ataupun subvarian baru.